Senin, 13 Maret 2017

Gamelan

Salam Kreatif..! hallo jans.. sekarang menuju pembahasan tentang alat musik tradisional yaitu Gamelan.


Gamelan
 Hasil gambar untuk gamelan
Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk pada instrumennya / alatnya, yang mana merupakan satu kesatuan utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama. Kata Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa gamel yang berarti memukul / menabuh, diikuti akhiran an yang menjadikannya kata benda. Orkes gamelan kebanyakan terdapat di pulau Jawa, Madura, Bali, dan Lombok di Indonesia dalam berbagai jenis ukuran dan bentuk ensembel. Di Bali dan Lombok saat ini, dan di Jawa lewat abad ke-18, istilah gong lebih dianggap sinonim dengan gamelan.
Kemunculan gamelan didahului dengan budaya Hindu-Budha yang mendominasi Indonesia pada awal masa pencatatan sejarah, yang juga mewakili seni asli indonesia. Instrumennya dikembangkan hingga bentuknya sampai seperti sekarang ini pada zaman Kerajaan Majapahit. Dalam perbedaannya dengan musik India, satu-satunya dampak ke-India-an dalam musik gamelan adalah bagaimana cara menyanikannya. Dalam mitologi Jawa, gamelan dicipatakan oleh Sang Hyang Guru pada Era Saka, dewa yang menguasai seluruh tanah Jawa, dengan istana di gunung Mahendra di Medangkamulan (sekarang Gunung Lawu). Sang Hyang Guru pertama-tama menciptakan gong untuk memanggil para dewa. Untuk pesan yang lebih spesifik kemudian menciptakan dua gong, lalu akhirnya terbentuk set gamelan.[butuh rujukan]
Gambaran tentang alat musik ensembel pertama ditemukan di Candi Borobudur, Magelang Jawa Tengah, yang telah berdiri sejak abad ke-8. Alat musik semisal suling bambu, lonceng, kendhang dalam berbagai ukuran, kecapi, alat musik berdawai yang digesek dan dipetik, ditemukan dalam relief tersebut. Namun, sedikit ditemukan elemen alat musik logamnya. Bagaimanapun, relief tentang alat musik tersebut dikatakan sebagai asal mula gamelan.
Penalaan dan pembuatan orkes gamelan adalah suatu proses yang kompleks. Gamelan menggunakan empat cara penalaan, yaitu sléndro, pélog, degung (khusus daerah Sunda, atau Jawa Barat), dan madenda (juga dikenal sebagai diatonis, sama seperti skala minor asli yang banyak dipakai di Eropa.
Musik Gamelan merupakan gabungan pengaruh seni luar negeri yang beraneka ragam. Kaitan not nada dari Cina, instrumen musik dari Asia Tenggara, drum band dan gerakkan musik dari India, bowed string dari daerah Timur Tengah, bahkan style militer Eropa yang kita dengar pada musik tradisional Jawa dan Bali sekarang ini.
Interaksi komponen yang sarat dengan melodi, irama dan warna suara mempertahankan kejayaan musik orkes gamelan Bali. Pilar-pilar musik ini menyatukan berbagai karakter komunitas pedesaan Bali yang menjadi tatanan musik khas yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Namun saat ini gamelan masih digunakan pada acara-acara resmi seperti pernikahan, syukuran, dan lain-lain. tetapi pada saat ini, gamelan hanya digunakan mayoritas masyarakat Jawa, khususnya Jawa Tengah.

MENGENAL GAMELAN
Gambar terkait Gamelan berasal dari kata gamel yang berarti pukul, digamel berarti ditabuh/ dipukul. Gamelan sendiri diartikan sebagai seperangkat alat musik tradisional Jawa dan berbagai wilayah di Indonesia. Dalam bahasa halusnya gamelan biasa disebut dengan sebutan gongsoyang berasal dari kata goso, singkatan dari bahannya yaitu tembaga dan rejasa (timah putih). Bahan gangsa berarti campuran dari dua bahan tersebut. Gamelan menurut bahannya dibedakan menjadi dua, yaitu gamelan cilik (terbuat dari besi/ kuningan) dangamelan ageng (terbuat dari bahan gangsa).
Alunan musik gamelan jawa di daerah Jawa sendiri disebut karawitan. Karawitan adalah istilah yang digunakan untuk menyebutkan alunan musik gamelan yang halus. Istilah karawitan yang digunakan untuk merujuk pada kesenian gamelan banyak dipakai oleh kalangan masyarakat Jawa. Istilah tersebut mengalami perkembangan penggunaan maupun pemaknaannya. Banyak orang memaknai “karawitan” berangkat dari kata dasarrawit yang berarti kecil, halus atau rumit. Dalarn pengertian yang sempit istilah karawitan dipakai untuk menyebut suatu jenis seni suara atau musik yang mengandung salah satu atau kedua unsur berikut :

  1. Menggunakan alat musik gamelan – sebagian atau seluruhnya baik berlaras slendro atau pelog – sebagian atau semuanya.
  2. Menggunakan laras (tangga nada slendro) dan / atau pelog baik instrumental gamelan atau non-gamelan maupun vocal atau carnpuran dari keduanya.
Seni gamelan Jawa tidak hanya dimainkan untuk mengiringi seni suara, seni tari, dan atraksi wayang. Saat diadakan acara resmi kerajaan di keraton, digunakan alunan musik gamelan sebagai pengiring. Terutama, jika ada anggota keraton yang melangsungkan pernikahan tradisi Jawa. Masyarakat Jawa pun menggunakan alunan musik gamelan ketika mengadakan resepsi pernikahan.
Di lingkungan keraton seperti keraton Surakarta dan Yogyakarta, gamelan memiliki nama-nama khas yang sampai kini masih dipertahankan dan dirawat dengan baik. Di keraton Surakarta terdapat lebih dari satu perangkat gamelan yang mempunyai nama khas tersebut, diantaranya adalah Sekaten, Nagajenggot, Kyai Larassati, Kyai Pengasih, dan masih banyak yang lain. Begitu juga di keraton Yogyakarta terdapat beberapa perangkat gamelan yang diantaranya adalah Kyai Sekati Nagailaga, Kyai Harjanegara, Kyai Harjamulya, dan lainnya.

PERANGKAT GAMELAN
Gamelan dengan kelengkapan yang maksimal diwujudkan dari berbagai macam bentuk dan bahan antara lain : bentuk-bentuk bundaran besar dan kecil, dengan bisul-bisulan (pencon), lempengan (bilahan) besar dan kecil, dawai (kawat), kayu, kulit dan bambu. Gamelan pada prinsipnya mempunyai dasar laras yang berpijak pada dasar sistem pentatonik pelog dan slendro. Adapun standar gamelan Jawa dengan perangkat lengkap yang mempunyai laras pelog dan slendro terdiri dari:
Bonang Barung
Bonang barung merupakan alat musik berpencu (bermata) yang terbuat dari perunggu. Alat ini dipukul dengan pemukul kayu berbentuk batangan yang salah satu ujungnya dililit kain. Bonang dimaikan dengan cara dipukul oleh dua alat pemukul gamelan. Alat ini biasanya menjadi pembuka dalam setiap permainan gamelan. Selain sebagai alat musik melodis, bonang mempunyai fungsi lebih utama yaitu sebagai alat musik harmonis. Bonang barung berfungsi sebagai pamurba lagu, yang bertugas memulai serta menghiasi jalannya sajian pada gendhing-gendhing.
Gb. Bonang Barung
Bonang Penerus
Bentuk dan cara memainkan alat ini sama dengan bonang barung. Alat ini merupakan pengisi harmoni bonang barung. Dengan bentuk yang mirip namun lebih kecil daripada bonang barung, bonang penerus memiliki suara 1 oktaf lebih tinggi dari bonang barung. Teknik memainkannya pun lebih cepat dari bonang barung.
Gb. Bonang Penerus
Saron
Alat ini dimainkan dengan dipukul memakai satu alat pemukul yang terbuat dari kayu yang keras. Saron merupakan pengisi melodi utama dalam permainan gamelan. Alat ini merupakan alat berbilah dengan bahan dasar logam. Bilah-bilah tersebut mewakili setiap nada pada tangga nada pentatonis dalam gamelan. Bilah tersebut dipukul dengan menggunakan tangan kanan untuk menghasilkan nada tertentu, kemudian bilh tersebut diredam (diempet) dengan tangan kiri untuk menghentikan gema nadanya, sehingga nada berikutnya dapat terdengar dengan baik.
Gb. Saron
Demung
Bentuk dan fungsinya sama dengan saron, namun demung bernada lebih rendah 1 oktaf daripada saron. Pemukul demung juga berukuran lebih besar daripada saron.
Gb. Demung
Peking
Alat ini berukuran lebih kecil daripada saron dan nadanya 1 oktaf lebih tinggi daripada saron. Fungsinya adalah pemberi warna melodi dalam permainan gamelan. Biasanya peking dimainkan dengan nada yang sama dengan saron, namun permainannya dibuat terus mengisi (dobel) sehingga tidak ada tempo yang kosong. Sedangkan untuk irama peking adalah dua kali dari irama saron dan demung. Alat ini dipukul dengan alat pemukul yang sangat keras dan biasannya terbuat dari tanduk sapi.
Gb. Peking
Kenong
Hasil gambar untuk gamelan kenong
Kenong biasanya dimainkan dengan dipukul oleh satu alat pemukul. Alat ini merupakan pengisi akor juga sebagai pembantu ritme dalam gamelan, namun tidak bisa memainkan melodi lagu dalam gamelan. Kenong juga berfungsi sebagai penentu batas-batas gatra serta menegaskan irama. Kenong juga merupakan alat musik berpencu yang terbuat dari logam namun lebih besar daripada bonang. Alat ini dipukul dengan menggunakan alat pemukul kayu yang juga dililit bonang pada ujungnya. Kenong diletakkan mengitari pemainnya, yaitu di sisi kanan, kiri dan depan pemain.
Gb. Kenong
Kethuk dan Kempyang
Alat ini memiliki fungsi sebagai alat musik ritmis, yang membantu kendang dalam menghasilkan ritme lagu yang diinginkan dalam permainan. Kethuk dan kempyang diletakkan pada satu rancak dengan posisi kethuk di sebelah kanan dan kempyang di sebelah kiri. Dua alat ini diletakkan di dekat kenong, yang biasanya dimainkan juga oleh pemain kenong. Kethuk mempunyai nada yang lebih rendah dari kempyang, sehingga bentuknya cenderung lebih besar daripada kempyang.
Gb. Kethuk dan Kempyang
Gender
Alat ini dimainkan menggunakan dua alat pemukul. Fungsinya adalah mengembangkan melodi dari saron menjadi lebih harmonis. Gender terbuat dari lempengan logam yang tipis dan di bawahnya terdapat resonator suara berupa pipa-pipa silinder besar mengikuti lempengan tersebut. Alat musik gender ada dua macam yaitu gender barung dan gender penerus. Gender barung dan gender penerus mempunyai bentuk yang mirip namun bilah gender penerus lebih kecil dan nadanya 1 oktaf lebih tinggi daripada gender barung.
Gb. Gender
Slenthem
Alat ini dipukul dengan menggunakan satu alat pemukul. Fungsinya benar-benar sama dengan saron yaitu sebagai pemegang melodi dalam gamelan, namun dengan warna suara yang berbeda dan nada 1 oktaf lebih rendah daripada demung. Slenthem juga biasa disebut sebagai gender besar.
Gb. Slenthem
Gambang
Gambang merupakan instrumen gamelan yang dimainkan paling cepat dalam gendhing. Alat ini mempunyai fungsi yang hampir sama dengan gender, akan tetapi gambang terbuat dari kayu. Tiap gambang mempunyai bilah 19 atau 20 bilah kayu untuk nadanya. Gambang dimainkan dengan 2 alat pemukul yang panjang tangkainya.tangkai ini biasanya terbuat dari tanduk, sedangkan bagian yang dipukulkan terbuat dari kayu yang dibentuk seperti roda dan dibalut dengan kain di sekelilingnya.
Hasil gambar untuk gamelan kempul Gb. Gambang
Kempul, Gong Suwukan dan Gong Ageng
Kempul adalah salah satu alat musik gamelan yang terbuat dari logam dan termasuk alat musik yang berpencu. Kempul disebut juga gong kecil yang terdiri dari beberapa buah instrumen yang digantung dengan tali pada gayor (penyangga palang). Kempul yang berukuran lebih kecil mempunyai nada lebih tinggi daripada kempul yang lebih besar. Kempul dimainkan dengan cara dipukul dengan pemukul yang lebih besar dari pemukul kenong akan tetapi lebih kecil dari pemukul gong. Pemukul ini seluruhnya terbuat dari kayu dan bagian yang dipukulkan dililit dengan kain tebal. Fungsi dari kempul di dalam gamelan sebagai pemangku irama atau menegaskan irama melodi. Jika diselaraskan dengan kenong dan kethuk kempyang, ketiga alat ini tidak pernah berbunyi secara bersamaan.
Gong juga merupakan instrumen yang terbuat dari logam dan berpencu. Gong mempunyai bentuk yang mirip dengan kempul namun ukurannya relatif lebih besar daripada kempul dan alat musik yang lainnya. Sedangkan fungsinya adalah untuk memberi tanda berakhirnya sebuah gatra (akhir kalimat lagu). Menurut fungsinya, gong dibedakan menjadi dua, yaitu gong Suwukan dan gong Ageng (besar). Untuk gong suwukan berukuran lebih kecil daripada gong ageng dan fungsinya sebagai penutup akhir gatra yang masih belum selesai. Sedangkan gong ageng fungsinya sebagai penutup gatra akhir gendhing.
Gb. Kempul, gong Suwukan dan Gong Ageng
Kendang
Hasil gambar untuk gamelan kendan
Alat ini dimainkan dengan dipukul oleh kedua tangan pada setiap sisinya. Kendang berfungsi sebagai pemimpin irama dari permainan gamelan atau sering disebut sebagai pengatur irama gendhing. Kendang bertugas memulai, mempercepat, memperlambat, dan memberi tanda pada gendhing untuk lanjut ataupun berhenti (suwuk). Dalam gamelan biasanya ada 3 atau 4 buah kendang dengan ukuran yang berbeda, yaitu : kendang gendhing (bem), kendang wayangan (sedang), kendang ciblon, kendang ketipung (kecil). Setiap kendang ditutupi dengan membran berupa kulit di kedua sisinya dengan diameter kedua sisi yang berbeda. Yang berdiameter lebih besar biasanya di sisi kanan pemain, sedangkan diameter yang kecil di sisi kiri pemain. Sedangkan kendang ketipung biasanya diletakkan di pangkuan pemain.
Gb. Kendang
Suling
Alat ini terbuat dari bambu dan dimainkan dengan cara ditiup. Biasanya suling memainkan melodi tersendiri yang menghiasi permainan gamelan. Suling terdiri dari dua macam, yaitu suling pelog yang mempunyai 5 buah lubang dan suling slendro yang mempunyai 4 buah lubang. Suling ini dimainkan dengan meniup lubang pada sisi atas (ujung) yang dilingkari dengan sabuk dari rotan.
Gb. Suling
Siter
Alat ini dimainkan dengan cara dipetik menggunakan ibu jari kiri dan kanan. Siter berfungsi memperkaya melodi yang dimainkan oleh saron. Alat ini terbuat dari dawai yang direntangkan di sisi atas dan bawah pada kotak kayu sebagai resonator suaranya. Dalam sebuah siter masing-masing sisi punya tangga nada (laras) yang berbeda yaitu pelog dan slendro. Biasanya siter memiliki 11 atau 12 dawai yang mempunyai oktaf nada paling tinggi diantara alat gamelan yang lain.
Gb. Siter
Rebab
Rebab merupakan alat musik gesek berdawai dua. Rebab terbuat dari kayu dan tubuhnya (body) berbentuk seperti hati dengan dilapisi membran kulit yang tipis sebagai resonator suaranya. Cara memainkan rebab berbeda dengan teknik permainan biola meskipun sama-sama tergolong alat musik gesek. Pemain rebab memegang rebab tepat di depannya dan penggesek dipegang dengan telapak tangan menghadap ke atas. Rambut-rambut pada alat penggesek dikencangkan dengan cara dijepit dan ditarik dengan jari tengah dan jari manis tangan kanan pemain. Batang rebab tidak memiliki fret, dawai ditekan dengan jari kiri tapi tidak sampai menempel pada batang rebab.
Gb. Siter

PENGKLASIFIKASIAN GAMELAN
PENGGOLONGAN GAMELAN

Dalam hal ini pengelompokan alat musik gamelan dapat digolongkan menurut beberapa hal di bawah ini, yaitu :

  1. Menurut cara memainkan, yaitu ;
Dipukul dengan sebuah tabuh : kempul, gong, suwukan, kethuk, kenong, slenthem,               demung, saron, peking, kemanak.
Dipukul dengan dua tabuh : gender, bonang, gambang.
Digesek : rebab.
Dipetik : celempung, siter.
Ditiup : suling.
Dipukul dengan tangan : kendang.

  1. Menurut fungsi dalam permainan bersama, yaitu :
Pemimpin lagu (pamurba lagu) : bonang barung.
Pendukung lagu (pamangku lagu) : balungan.
Pemimpin irama (pamurba irama) : kendang.
Pendukung irama (pamangku irama) : kethuk, kenong, kempul.
Pemimpin jiwa permainan (pamurba yatmaka) : rebab.
Pendukung yatmaka (pamangku yatmaka) : gender, gambang , siter.
Penutup (pamungkas) : gong.

  1. Menurut unsur musiknya, yaitu :
Pembentuk Melodi (ricikan Balungan) : demung, saron, peking, slenthem.
Pembentuk Harmoni : bonang barung, bonang penerus, gender, gambang, kenong.
Pembentuk Ritme (irama) : kendang, kethuk, kempyang, kempul, gong.
Pelengkap (warna suara/ timbre) : suling, siter, rebab.

  1. Menurut sumber bunyinya, yaitu:

  • Ideophone             : Bonang, saron, demung, peking, kenong, kethuk, kempyang,                                   gender, slenthem, gambang, gong, kempul
  • Membranophone : Kendang
  • Chordophone : Rebab, siter
  • Aerophone : Suling
NOTASI GAMELAN JAWA DAN PENJELASANNYA
TANGGA NADA PENTATONIK GAMELAN
Musik gamelan mempunyai landasan sistem tangga nada tertentu yang berdasarkan  pada sistem penggunaan 5 nada (pentatonis). Dalam hal ini sebutan tangga nada dalam gamelan diistilahkan sebagai laras yang berarti rangkaian nada dalam 1 gembyangan/ oktaf  yang mempunyai jumlah, suarantara/ interval,  wilayah nada serta frekuensi nada tertentu.
Ada dua macam laras dalam musik tradisional gamelan, yaitu laras pelog dan laras slendro. Kedua laras tersebut mempunyai kedudukan tersendiri yang merupakan laras khas Indonesia. Sedangkan jarak antar nada (interval nada) dalam gamelan sering disebut sebagai sruti. Secara garis besar dapat dijelaskan bahwa laras pelog mempunyai sruti tidak sama, dan laras slendro mempunyaisruti yang sama. Jika dideskripsikan dengan teori pendekatan pada musik modern (musik diatonis), maka laras pelog mirip dengan tangga nada mayor, sedangkan laras slendro mirip dengan tangga nada minor. Dalam hal ini teori pendekatan hanya berdasarkan pada kedekatan frekuensi nada-nada diatonis pada gamelan, yang juga tidak berarti kedua laras tersebut sama dengan tangga nada dalam musik diatonis yang pada dasarnya sudah mempunyai sistem nada yang baku.
Di dalam musik gamelan, dikenal sistem penulisan nada (notasi) yang digunakan untuk menuliskan tinggi-rendah serta panjang-pendek nada yang diistilahkan dengan sebutan titi laras. Penulisan tersebut disimbolkan dengan menggunakan lambang angka yang sering disebut dengan titi laras Kepatihan. Adapun titi laras Kepatihan tersebut adalah sebagai berikut :
EMBAT PADA GAMELAN
Embat adalah kesan yang timbul karena penyimpangan sruti-sruti dari sruti-sruti yang tertentu. Misalnya ada dua perangkat gamelan, salah satu nadanya sama misalnya nada nem, tetapi nada-nada lainnya tidak sama. Hal ini dapat terjadi, karena sruti-sruti dari dua perangkat gamelan tersebut tidak sama. Pada hakekatnya embat bersifat subyektif, artinya didasarkan atas perasaan dan kehendak pembuat atau pemesan gamelan. Ada beberapa macam embat, antara lain :

  1. Embat Sundari, ialah embat yang menimbulkan kesan tenang (luruh).
  2. Embat Larasati, ialah embat yang menimbulkan kesan lincah (rongeh).
3.Embat Lurus/Jejeg, ialah embat yang menimbulkan kesan luruh maurongeh.
PATHET PADA GAMELAN
Gendhing/lagu disusun dari deretan nada. Pada waktu gendhing/lagu dimainkan tentu terdengar suatu nada yang member kesan berhenti (bahasa Jawa : sumeleh) seperti tanda titik pada kalimat tertulis. Nada yang member kesan berhenti itu disebut nada dhong. Nada dhong ini serupa dengan nada 1 (do) dalam tangga nada mayor, atau 6 (la) dalam tangga nada minor dalam musik internasional. Nada dhong merupakan nada yang terpenting. Andaikata dalam seni drama, nada dhong adalah pemegang peran utama (hoofdrol).
Nada dhong adalah suatu nada yang mempunyai tugas utama atau tugas terberat dalam suatu laras. Karena nada dhong mempunyaitugas utama dan memberikan kesan berhenti pada gendhing, maka pada umumnya gendhing selalu berakhir pada nada dhong.
Pada laras Slendro, nada yang diberi tugas sebagai nada dhong ialah :

  1. Nada gulu(2), disebut pathet nem.
  2. Nada lima(5), disebut pathet sanga.
  3. Nada nem(6), disebut pathet mayura.
Pada laras Pelog, nada yang diberi tugas sebagai nada dhog ialah :

  1. Nada gulu(2), disebut pathet nem.
  2. Nada lima(5), disebut pathet lima.
  3. Nada nem(6), disebut pathet barang.
     
    Oke mungkin itu saja pembahasan tentang Gamelan.

0 komentar:

Posting Komentar